Literasi, selain berperan sebagai sarana mencerdaskan kehidupan bangsa, juga merupakan alat yang ampuh untuk diplomasi Indonesia di dunia internasional. Dengan semakin banyak produk literasi Indonesia yang tersebar dan dibaca oleh publik internasional, maka pengenalan terhadap negara bangsa Indonesia pun akan semakin meningkat, dan pada gilirannya akan memperkuat pengaruh Indonesia secara global.
Yayasan 17.000 Pulau Imaji hadir dengan tujuan untuk memperkenalkan produk literasi Indonesia ke dunia internasional. Selama empat tahun terakhir, Yayasan 17.000 Pulau Imaji rutin menghadirkan festival literasi bernama Jakarta Content Week yang berfokus pada peningkatan kapasitas pelaku literasi Indonesia agar memiliki wawasan global serta promosi produk literasi Indonesia ke dunia internasional. Melalui rangkaian festival tiap tahunnya, hadir para pekerja literasi dari berbagai negara untuk saling bertukar pengalaman dan berkolaborasi dengan para pekerja literasi tanah air.
Salah satu target jangka panjang yang ingin dicapai Yayasan 17.000 Pulau Imaji melalui Jakarta Content Week adalah menjadikan Jakarta sebagai hub literasi di wilayah Asia Tenggara. Ada sejumlah faktor yang membuat Jakarta dan Indonesia memiliki potensi besar untuk tumbuh sebagai pusat produksi dan distribusi literasi di kawasan ini. Indonesia memiliki sekitar 8.969 penerbit, 178.173 perpustakaan yang tersebar di berbagai daerah, dan rata-rata 30.000 judul buku yang terbit setiap tahun. Jumlah ini tergolong tinggi apabila dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Selain itu, Indonesia dan negara-negara lain di Asia Tenggara juga memiliki banyak kemiripan isu satu sama lain, seperti isu negara bekas jajahan, kemaritiman, masyarakat adat dan budaya lokal, hutan dan lingkungan hidup, dan lain sebagainya. Berbagai isu yang hadir dalam karya sastra dari para pengarang di negara-negara Asia Tenggara ini adalah perekat yang bisa menghubungkan dunia literasi masing-masing negara.
Berbagai potensi tersebut bisa menjadi modal penting untuk mempromosikan produk literasi Indonesia ke panggung internasional dan menjadikan Jakarta sebagai hub literasi di kawasan Asia Tenggara. Untuk memaksimalkan potensi tersebut, Indonesia mesti memiliki strategi yang komprehensif dan rencana aksi yang berkelanjutan dalam menghadirkan berbagai upaya promosi produk literasi Indonesia ke berbagai negara. Dengan mengangkat tema Sinergitas Asia Tenggara, festival Jakarta Content Week 2024 hadir sebagai langkah nyata untuk membuka pengenalan lebih jauh antara dunia sastra di berbagai negara Asia Tenggara serta membuka ruang bagi terciptanya kerja sama antara pelaku literasi lintas negara.
Saran dan masukan para pakar dan pelaku perbukuan yang punya pengalaman dalam promosi literasi Indonesia ke mancanegara sangat dibutuhkan, baik untuk memperkuat penyelenggaraan Jakarta Content Week 2024 maupun untuk merencanakan program jangka panjang Yayasan 17.000 Pulau Imaji dalam mempromosikan produk literasi Indonesia secara berkelanjutan. Oleh karena itu, kami menyelenggarakan dua diskusi terpumpun untuk menampung berbagai saran dan masukan dari berbagai pemangku kepentingan di dunia literasi di Indonesia.
Diskusi terpumpun telah berlangsung dalam dua sesi. Sesi pertama membahas tentang strategi pemetaan potensi Indonesia sebagai hub literasi di Asia Tenggara, dengan mengundang Kepala Badan Bahasa Prof. E Aminudin Aziz, Pendiri Yayasan Lontar John McGlynn, serta Vice President Frankfurt Book Fair Claudia Kaiser sebagai pembicara. Masing-masing menyampaikan pandangannya mengenai strategi apa yang dibutuhkan Indonesia untuk menjadi hub kreatif di Asia Tenggara; bagaimana peran pemerintah dan pelaku perbukuan di dalam negeri untuk mendukung upaya promosi produk literasi Indonesia secara berkelanjutan; serta bagaimana membangun kolaborasi dengan berbagai pelaku budaya dari mancanegara. Setelah paparan masing-masing narasumber, sesi ini dilanjutkan dengan diskusi intensif oleh para peserta diskusi terpumpun yang terdiri dari para pemangku kepentingan di bidang literasi.
Sesi kedua dalam agenda diskusi terpumpun membahas mengenai rencana aksi pemetaan potensi Indonesia sebagai hub literasi di Asia Tenggara. Dalam sesi ini, hadir sebagai pembicara adalah Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta Anton Kurnia, perwakilan Mentari Group Natalina Rimba, serta Staf Khusus Direktur Jenderal Kebudayaan Alex Shihar. Masing-masing pembicara membahas mengenai berbagai rencana aksi yang bisa dilakukan, langkah-langkah konkrit untuk mempromosikan produk literasi Indonesia ke dunia internasional dan menjadikan Jakarta sebagai hub literasi di Asia Tenggara.
Berikut adalah hasil rekomendasi yang diperoleh dari diskusi terpumpun sesi pertama dan sesi kedua. Berbagai rekomendasi ini sangat penting bagi penyelenggaraan Jakarta Content Week 2024 dan bagi keberlanjutan program Yayasan 17.000 Pulau Imaji dalam mempromosikan produk literasi Indonesia ke dunia internasional.
Rekomendasi Strategi Pemetaan Potensi Indonesia menuju Hub Literasi di Asia Tenggara
- Pemerintah perlu hadir dalam mendukung upaya promosi literasi Indonesia ke dunia internasional yang lebih berkelanjutan, salah satunya dengan cara membentuk sebuah badan perbukuan yang punya tugas pokok untuk menjadikan literasi sebagai sarana diplomasi budaya.
- Dalam rangka mengupayakan promosi literasi Indonesia ke dunia internasional yang lebih berkelanjutan, Indonesia perlu memiliki program penerjemahan karya literasi Indonesia. Program ini bertujuan memberi akses pada produk literasi Indonesia serta mendorong para penerbit dari mancanegara untuk lebih tertarik menerbitkan karya penulis Indonesia.
- Perlu membuka akses dan mendukung para pelaku literasi Indonesia untuk membangun jejaring internasional, untuk hadir di berbagai agenda-agenda strategis yang ada di berbagai negara
- Representasi Indonesia di perhelatan literasi dan perbukuan dunia perlu diperkuat dan memperoleh dukungan penuh, baik dari pemerintah maupun dari pelaku literasi.
- Indonesia perlu memiliki berbagai program literasi strategis di dalam negeri yang mampu mendatangkan para pelaku literasi dari berbagai belahan dunia, sebagai upaya untuk memperkuat ekosistem literasi di Indonesia dan meningkatkan minat masyarakat Indonesia terhadap dunia literasi.
- Dalam menyelenggarakan festival untuk wilayah Asia Tenggara, perlu untuk mencari berbagai isu yang relevan dengan situasi hari ini dan memiliki keterhubungan yang erat antar negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
- Dalam rangka memperkuat hubungan kerja sama pelaku perbukuan di Asia Tenggara, Indonesia bisa menginisiasi lahirnya konsorsium antar penerbit, penerjemah, agen sastra, dan berbagai profesi di dunia literasi lainnya.
Rekomendasi Rencana Aksi Pemetaan Potensi Indonesia menuju Hub Literasi di Asia Tenggara
- Para pelaku literasi mesti terus berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Kebudayaan dan Badan Bahasa untuk membincangkan dan membentuk suatu tim yang akan menjadi garda depan dalam upaya promosi produk literasi Indonesia ke dunia internasional
- Yayasan 17.000 Pulau Imaji bisa mengumpulkan data penerbit kredibel dari mancanegara yang bisa diajukan kepada Direktorat Jenderal Kebudayaan untuk bisa memperoleh translation grant.
- Untuk menyelenggarakan Jakarta Content Week 2024, Yayasan 17.000 Pulau Imaji perlu berkolaborasi dengan berbagai institusi buku dan kebudayaan di berbagai negara di Asia Tenggara. Agar diperoleh gambaran yang lebih komprehensif mengenai situasi literasi di masing-masing negara.
- Dalam penyelenggaraan Jakarta Content Week 2024, perlu hadir berbagai isu yang relevan dengan persoalan masyarakat hari ini di negara-negara Asia Tenggara. Untuk itu, Yayasan 17.000 Pulau Imaji perlu memetakan isu apa saja yang bisa diangkat dalam penyelenggaraan festival.
- Yayasan 17.000 Pulau Imaji perlu memetakan ekosistem literasi di dalam negeri untuk menjadi bahan diskusi dalam penyelenggaraan Jakarta Content Week 2024. Instrumen apa saja yang perlu ditingkatkan untuk mendorong Jakarta menjadi hub literasi di Asia Tenggara.
- Jakarta Content Week 2024 perlu hadir sebagai ruang pertemuan antar pelaku perbukuan di Asia Tenggara, sehingga nantinya bisa membuka berbagai peluang kerja sama lintas negara.
- Dalam penyelenggaraan Jakarta Content Week 2024 perlu hadir forum-forum yang mempertemukan pelaku perbukuan dari masing-masing negara, baik itu para penerbit, penerjemah, promotor sastra, dan juga pelaku event kebudayaan.
- Pertemuan para pelaku literasi dari Asia Tenggara nantinya dalam agenda Jakarta Content Week 2024 mesti menjadi momen untuk membentuk konsorsium antar pelaku literasi lintas negara.
